SMA Negeri 1 Bantarsari adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri yang berlokasi di Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Kab. Cilacap dengan alamat Jl. KH. Syarbini Hasan No. 02 Desa Bulaksari, Kecamatan Bantarsari.

Awalnya hanya sebuah SMA Filial (Kelas jauh) dari SMA Negeri 1 Sidareja yang berdiri tahun 1983 Kegiatan pembelajaran pun dilakukan berpindah-pindah tempat pada saat itu. Kegiatan pembelajaran pernah bertempat di SDN Bulaksari 01 yang beralamat di Desa Bulaksari RT. 01/05 Kec. Bantarsari selama 1 tahun di tahun 2005. Para guru pengajar pun sebagian dari  Guru SMA Negeri 1 Sidareja.

Berdasarkan SK Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tanggal 29 Desember 2006/(SK: 421,5/438/33/Th. 2006), SMA Filial (Kelas Jauh) dari SMA Negeri 1 Sidareja kini berubah status menjadi SMA Negeri 1 Bantarsari dan pindah ke Jl. KH. Syarbini Hasan No. 02 Desa Bulaksari – Bantarsari.

Pada Tanggal 01 Agustus 2006 dilakukan serah terima dari Drs. Sarto (Kepala SMA Negeri 1 Sidareja) kepada Drs. Kunto Ariwibowo (guru yang kemudian menjadi Kepala SMA Negeri 1 Bantarsari yang pertama).

Pertama kali bangunan gedung SMAN 1 Bantarsari hanya terdiri dari 6 kelas yang dilengkapi meja tulis, bangku, papan tulis, dan lemari untuk keperluan kelas dan guru. Bangunan tersebut semua permanen (tembok). Pembangunan gedung baru dilanjutkan dengan membangun ruang guru dan kantor TU serta Masjid sekolah yang diberi nama Masjid At – Taqwa dilanjutkan pembangunan 5 ruang kelas baru berikutnya yang menghubungkan dua blok ruangan yang berhadapan dan membentuk huruf U (di tengahnya lapangan untuk upacara).

Bangunan baru berikutnya yaitu pembangunan 6 Ruang kelas Baru di tambah 2 laboratorium TIK serta 2 Laboratorium MIPA. Bangunan selanjutnya yaitu pembagunan 2 gedung : ruang perpustakaan dan ruang serba guna.  Bangunan terakhir yaitu bangunan 2 lantai. Lantai pertama terdiri atas 1 ruangan komite dan 1 ruangan koperasi, sedangkan lantai kedua terdiri atas 1 ruangan Bimbingan dan Konseling.

Sejak berdiri hingga sekarang SMA Negeri 1 Bantarsari telah dipimpin oleh 7 orang Kepala Sekolah, yaitu Drs. Kunto Ariwibowo, M.M. (2006 – 2010), Sri Haryoto, S.Pd. (2010 – 2012), Drs. Aris Subekti, M.M. (2012), Unggul Wibowo, M.Pd. (2012 – 2013), Tumirin, M.Pd. (2013), Mokhtar, S.Pd. M.Pd. (2013 – 2019) dan Drs. Mardiyono, M.Pd. (2019 – sekarang). Sedangkan jumlah guru keseluruhan sekarang 32 orang yang rata-rata sudah berpengalaman dan senior sehingga akan lebih profesional, dan 12 tenaga administrasi yang siap mensukseskan visi, misi, dan program sekolah.

Sejak berdiri, SMA Negeri 1 Bantarsari selalu berbenah diri baik dalam aspek fisik maupun akademisnya, selalu berusaha menuju ke arah kemajuan seiring perkembangan dan tuntutan zaman dan akselerasi teknologi dan informasi yang berjalan  beriringan, penuh kejutan dan lompatan-lompatan hasil teknologi. Pada aspek akademis, SMA 1 Bantarsari melaksanakan upaya peningkatan melalui berbagai upaya seperti workshop di tingkat provinsi maupun nasional, melaksanakan in house training (IHT), MGMP, seminar, pelatihan, dll. Sedangkan dalam aspek fisik mulai dilakukan perubahan, penataan, dan penambahan sarana fisik seperti gedung pertemuan (aula) serba guna yang hingga kini sedang dalam proses penyelesaian, renovasi ruang kelas, laboratorium, penambahan ruang kelas, ruang kegiatan, pengadaan komputer, pemasangan internet, pembenahan ruang perpustakaan dan pengadaan buku-buku bacaan, buku-buku penunjang, pengadaan dan melengkapi sarana/alat-alat olah raga, sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran, penataan dan pengadaan ruang koperasi, dll.

Hal-hal tersebut sangat membutuhkan kerja sama dan dukungan dari semua pihak dalam berbagai hal, khususnya orang tua/wali dan instansi/masyarakat terkait. Apalagi menyambut penerapan pelaksanaan kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa sangat memerlukan sarana penunjang seperti kamera, TV, LCD Proyektor, Laptop dan komputer, laboratorium MIPA dll. Dan dalam rangka memperluas jaringan dan mencapai tujuan pendidikan, maka proses pembelajaran tidak hanya di dalam kelas oleh guru namun bisa mengundang pihak-pihak terkait dengan materi pelajaran maupun melakukan observasi, survei, dan kunjungan ke objek-objek (sumber-sumber) belajar di luar kelas. Untuk itu diperlukan upaya menjalin dan memperluas kerja sama dengan institusi masyarakat dan instansi–instansi pemerintah, studi banding ke sekolah yang lebih maju, dll.